Tantangan Cuaca Ekstrem & Letusan Lewotobi, Pariwisata Bali Terguncang

13 Juli 2025 Cuaca ekstrem Lewotobi menghantui Bali. Sejumlah letusan Gunung Lewotobi Laki‑Laki pada awal Juli memuntahkan kolom abu hingga 18 km, memaksa pembatalan 24 penerbangan internasional dan domestik di Bandara Ngurah Rai, termasuk maskapai seperti Jetstar, Qantas, dan Virgin Australia. Was-was cuaca ekstrem seperti hujan deras, gelombang tinggi hingga 6 meter, dan longsor menambah tekanan terhadap sektor pariwisata di Pulau Dewata.

Letusan Gunung Lewotobi Picu Gangguan Penerbangan dan Efek Abu

Letusan Lewotobi Laki‑Laki pada 7 Juli menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 18 km, memaksa banyak penerbangan mengalami pembatalan dan penundaan di Bandara Ngurah Rai. Abu vulkanik yang tebal menyebabkan kekhawatiran serius bagi maskapai dan wisatawan.

Para penumpang diberikan opsi refund dan reschedule sebagai bentuk pelayanan publik dari pihak pengelola bandara, untuk menjaga kenyamanan wisatawan dan mengurangi kepanikan.

Cuaca Ekstrem Memicu Banjir, Gelombang Tinggi, dan Longsor di Bali

Fenomena cuaca buruk meliputi hujan deras, angin kencang, serta gelombang tinggi hingga 6 meter menghantam Bali sejak awal Juli. Akibatnya, berbagai wilayah mengalami dampak serius, mulai dari banjir hingga tanah longsor.

Banjir dan Tanah Longsor di Tabanan dan Denpasar

Banjir bandang dan longsor dilaporkan terjadi di wilayah Tabanan dan Denpasar, merendam rumah warga serta memutus akses jalan. Puluhan keluarga harus mengungsi akibat meluapnya sungai-sungai setempat.

Lubang Amblas di Jalur Denpasar–Gilimanuk Akibat Longsor

Lubang besar dengan kedalaman hingga 8 meter terbentuk di Jalan Nasional Denpasar–Gilimanuk, memaksa otoritas setempat untuk melakukan penutupan jalur sementara. Penanganan darurat telah dimulai, tetapi diperkirakan akan berlangsung sekitar satu bulan.

Respons Pemerintah dan Pengelola Wisata dalam Menghadapi Krisis

Pemerintah Provinsi Bali bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meningkatkan pemantauan kondisi cuaca dan aktivitas vulkanik secara intensif. Pengelola objek wisata juga dihimbau untuk memperketat sistem peringatan dini.

Langkah-langkah tersebut diambil guna melindungi wisatawan serta memastikan kegiatan wisata tetap aman di tengah ancaman bencana alam.

Sanur Sebagai Pusat Wisata Medis dan Cultural Park Nusa Penida

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, Bali tetap berupaya membuka peluang baru dalam industri pariwisata. Kawasan Sanur kini dipromosikan sebagai destinasi wisata medis internasional dengan hadirnya Bali International Hospital.

Sementara itu, pembangunan Cultural Park di Nusa Penida terus digencarkan guna menambah daya tarik budaya serta sebagai alternatif bagi wisatawan di tengah kondisi yang kurang kondusif.

Tren Pariwisata Tetap Tinggi, Tapi Preferensi Bisa Bergeser

Bali tetap menjadi tujuan favorit dengan jumlah wisatawan mencapai lebih dari 5,2 juta orang di semester pertama 2025. Namun, rentetan gangguan cuaca ekstrem serta bencana vulkanik belakangan ini dikhawatirkan mulai memengaruhi preferensi wisatawan internasional.

Sejumlah negara seperti Malaysia dan Vietnam kini mulai dipandang sebagai alternatif menarik oleh wisatawan mancanegara.

Kesimpulan dan Langkah Strategis Bali Menghadapi Bencana

Untuk menjaga reputasi pariwisatanya, Bali dituntut untuk semakin memperkuat mitigasi bencana, terutama melalui pemantauan cuaca dan aktivitas vulkanik yang lebih ketat. Infrastruktur jalan utama dan fasilitas bandara juga menjadi prioritas utama dalam penguatan.

Di samping itu, diversifikasi pariwisata, terutama dengan mengembangkan wisata medis serta wisata budaya di Nusa Penida, dianggap sebagai langkah strategis agar pariwisata Bali tetap berkelanjutan di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *